Rabu, 18 Maret 2009

PUISI KEGELISAHAN


Malam ini rembulan ikut menjerit ditengah guyuran tangisku
Kepiluhan asaku terpendam sinarnya yang meredup dijeruji awan
Warnanya menenggelamkanku dalam tumpukan sedih
Benarkah degupan harapanku hanya membentur dinding nasib yang tak bersahabat
Oh, Tuhan
Tidak pernah aku menyalahkan alunan langkah yang digariskanMu kepadaku
Atau mengutuk setiap deraan yang menghujam dan menusuk-nusuk perasaanku
Namun bisakah aku bertahan di lautan rasa dan memaksaku melupakan kisah hatiku yang terpaut ketulusan jiwa
Dimana aku bertahan
Angin pun ikut menangis melihatku berdiri diantara kegamangan dan harapan
Belaiannya melarutkanku dalam kepiluhan yang tak berujung
Bagaimana aku harus bangkit
Memelaskah atau berteriakkah

11 komentar:

  1. Kita cuma bisa melangkah berjalan mengikuti proses tanpa tahu nantinya apakah baik untuk kita atau tidak sama sekali. Awal dan akhir tetaplah dibungkus dengan sebuah pangkuan keikhlasan dari dalam hati.

    BalasHapus
  2. aku cuma bisa menikmati puisimu ...yang indah

    BalasHapus
  3. kebahagiaan kan selalu terasa
    selama masih ada kebenaran mulia
    arah hidup kan selalu terjaga bila kita serahkan semua pada kuasaNya.

    BalasHapus
  4. aq suka puisimu...

    dalem........

    BalasHapus
  5. Resah dan gelisah..
    adakah resah ?
    biarlah merekah
    dalam gerah...

    salam kenal..

    BalasHapus
  6. Hidup memang penuh dengan cobaan. kita harus bisa melaluinya.meskipun itu sakit.kita harus bangkit! dengan angan dan harapan.menatap masa depan.

    BalasHapus