Jumat, 20 Maret 2009

PUISI KEJANGGALAN


Gerimis mengantarkanku pada lamunan tak bertepi
Tetesannya membenamkan hasratku yang terselubung rindu
Sadar aku tak tahu malu memaksamu mengisi lamunanku meskiku paham ada jiwa lain yang memelukmu di rusuk kecemburuanku
Berat ku paksakan diri melupakan warna hatimu dan melangkah menyusuri jalan lain ditengah badai keraguan
Mengertilah! butiran rasa ini terkubur jauh dalam nafas amarahku yang merontah-rontah memanggilmu dalam kepiluan
Ingatkah engkau padaku!
Senyumanmu tak bisa menutupi dahagaku ditengah padang kepasrahan
Atau mengantikan kesengsaraan batinku dalam tangisan tak berkesudahan
Atau menghiburku ditengah letupan kecemburuan yang menghanguskan anganku, cintaku, sayangku dan ketulusanku padamu
Apa yang harus aku lakukan!!
Setiap detak jantung ini menikam asaku
Melumat mimpi indahku yang terkumpul dari jeratan serpihan pasir katamu
Meluluhkan bingkai keikhlasan yang kusematkan dalam rongga penantian
Oh, Tuhan
Apa yang harus aku lakukan?


(coretanku yang tak bermakna)

Rabu, 18 Maret 2009

PUISI KEGELISAHAN


Malam ini rembulan ikut menjerit ditengah guyuran tangisku
Kepiluhan asaku terpendam sinarnya yang meredup dijeruji awan
Warnanya menenggelamkanku dalam tumpukan sedih
Benarkah degupan harapanku hanya membentur dinding nasib yang tak bersahabat
Oh, Tuhan
Tidak pernah aku menyalahkan alunan langkah yang digariskanMu kepadaku
Atau mengutuk setiap deraan yang menghujam dan menusuk-nusuk perasaanku
Namun bisakah aku bertahan di lautan rasa dan memaksaku melupakan kisah hatiku yang terpaut ketulusan jiwa
Dimana aku bertahan
Angin pun ikut menangis melihatku berdiri diantara kegamangan dan harapan
Belaiannya melarutkanku dalam kepiluhan yang tak berujung
Bagaimana aku harus bangkit
Memelaskah atau berteriakkah

PUISI GORESAN RASA


Sepiku membentang antara nafas dan sukma
Heningnya menyapu deretan asmara yang tertanam di tengah kokohnya kata
Apa yang ku rasakan tak selayaknya dibungkus sayatan duka
Puingan hati terlanjur mendekam dalam kedamaian katanya yang mengalun lembut di istana ragaku
Membakar senyumku
Merobek asaku hingga menelan ruhku yang terbungkus debu
Aku tak mampu memarahi cintaku meski langkahnya mendorongku ke ladang penantian
Bodohkah aku?
Sampai kapan tetesan rinduku bertahan di tengah dentuman rasa
Mengukung jiwaku yang bersimbah air mata hingga membenamkan sukaku dalam limpahan derita
Kaki ini bersimpuh melihat ketulusan itu terkoyak menjadi serpihan sedih
Menyatu dalam bualan cinta
Mengukir harapan kosong hingga tidak tahu antara nyata dan dusta

(coretanku yang tak bermakna)

PUISI KEANEHAN


Kupu kupu Jingga.
Apakah yang membuatmu terpesona dengan dayuhan suara tak terarah dari balik kegelapan itu
Tidakkah nadanya mengganjal kepakan halus lembut sayapmu yang bebas mengitari duniamu
Mengertilah, keindahan tidak selamanya membawamu kepada kenyataan
Namun, dapatkah kesempitan membujukmu untuk menerima keadaan

Kupu kupu Jingga
Malam ini kabut menghampiriku dengan kemarahan
Dinginya menjebakku pada ketakutan
Benarkah rasa itu menghimpitku sedemikian gila
Hingga aku tidak paham, yang harus aku pahami.

Kupu kupu Jingga
Kenapa hati ini dipenuhi keanehan
Sukar menolak tawamu dalam setiap renungku
Berbaliklah, langkah ini tertahan gejolak rasaku
Hingga membuatku takut ia hilang dari mimpiku

(coretanku yang tak bermakana)